5 Komunitas Penting dalam Sejarah Emansipasi Perempuan Indonesia
By Admin, 22 April 2024
Putri Mardika
Perubahan serta kemerdekaan Indonesia bukan hanya dari kaum pria. Perempuan juga mampu membuat perubahan yang penting. Banyak komunitas atau organisasi yang bertujuan untuk mengemansipasi perempuan. Emansipasi ini tentu untuk pemberian ilmu, pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai kehidupan masyarakat khususnya bagi perempuan.
Inilah beberapa komunitas bersejarah yang penting bagi emansipasi perempuan Indonesia.
1. Putri Mardika : Organisasi perempuan yang berdiri pada 1912 ini bertujuan untuk perempuan Indonesia mampu mengenyam pendidikan untuk memperbaiki derajatnya. Perkumpulan ini diketuai oleh R.A Theresia Sabarudin dibantu oleh Sadikun Tondokusumo, R.A Sutinah Joyopranoto, dan Rr. Rukmini.
2. Kartini Fonds didirikan oleh Conrad Theodore "Coen" van Deventer pada tahun 1912, berfokus pada perbaikan hidup perempuan seperti yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta pendidikan. Coen merupakan seorang pengacara yang memiliki kepedulian terhadap kesetaraan wanita termasuk dari aspek pendidikan.
3. Organisasi emansipasi perempuan selanjutnya adalah berdirinya sebuah organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya atau PIKAT pada Juli 1917. Organisasi tersebut mungkin terdengar asing, tetapi cukup berperan penting dalam memberikan pengetahuan tentang merawat bayi, memasak hingga menjahit. Organisasi ini dibangun oleh Maria Walanda Maramis.
4. Organisasi Sekolah Keutamaan Istri juga menjadi salah satu bukti komunitas dari emansipasi Perempuan. Hal ini didirikan oleh Raden Dewi Sartika semasa penjajahan kolonial Belanda. Sebelum bernama Sekolah Keutamaan Istri namanya adalah Sakola Istri. Latar belakang berdirinya Sekolah Keutamaan Istri ini adalah keinginan Dewi Sartika yang ingin membangun sekolah serta mendidik anak-anak perempuan.
5. Terakhir Aisyiyah, yakni organisasi yang memberi pengetahuan tentang pendidikan Islam bagi perempuan. Organisasi ini didirikan oleh Nyai Siti Walidah, istri dari pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan.
Konsep komunitas emansipasi ini tentu membawa perubahan yang tanpa kita sadari sedang kita rasakan. Hal ini dapat kita rasakan dapat di sekitar kita misalnya di kantor, kampus, atau lingkungan masyarakat lainnya. Semoga kita bisa terus mengembangkan prinsip ataupun konsep dari komunitas emansipasi diatas.
Kartini Fonds
PIKAT
Sakola Istri
Aisyiyah